Pulang Kerja, capek……ngantri di St Dukuh Atas Sudirman.

Konon para penumpang yang naik KA dari Stasiun ini adalah orang yang berpendidikan. Orang Intelek, berpendidikan, bergaji tinggi, kerja kantoran lah. Bau badannyapun wangi-wangi. Yang cewek cakep-cakep, putih,

Kereta datang,….kerumunan berubah jadi barisan menyamping di depan batas yang tipis sekali antara badan kereta dan tempat mereka berdiri……lakilaki – perempuan, tua-muda ,kuat- lemah, gemuk-kurus, hamil – tidak, dan mak BRuull !! begitu kereta berhenti ; semua pada rebutan, takut nggak kebagian tempat duduk , saling sikut , saling injak, saling dorong. Tidak melewatkan kesempatan sedikitpun , celah sesempit apapun tetap dipaksakan untuk bisa diduduki. Tanpa memedulikan tetangga sebelah yang sudah duduk duluan.

Aneh ! Pedagang makanan ringan bisa berkeliaran di dalam gerbong yang seharusnya steril, sampah mulai terlihat mulai kertas koran yang dipakai sebagai alas duduk dan tidak dilipat kembali, bungkus kacang yang merana terbuang karena sudah tandas isinya. Botol-botol air mineral berserakan

Tempat duduk khusus lansia, penyandang cacat, wanita hamil pun tak tersisa, stiker larangan,tinggal stiker yang tidak berbunyi apa-apa, tidak berbunyi. Semua tak acuh. Tidak ada yang berusaha menegur,  yang berusaha mengingatkan, seolah tidak terjadi apa-apa. Seolah lumrah.

Penurunan kualitas sudah mulai terlihat, kereta “bekas” yang masih “baru” yang tadinya kinclong terawat, mulai jelas kemana arah pastinya, mulai kusam, kotor, dan tak terawat. Semua tak acuh…..Ahh….Kita memang Bangsa yang tidak bisa menjaga milik kita sendiri. Hanya bisa mempunyai tanpa  rasa memiliki.