Jujur saja !
Selama anda hidup, mulai dari anda lahir hingga sekarang ini; sudah berapa kali anda menapakkan kaki di sebuah Museum.

Ya ! Museum !

Museum identik dengan lorong-lorong gelap seperti kekurangan cahaya, seram serta debu-debu yang menyelimuti berbagai macam koleksinya membuat enggan siapapun untuk sekedar datang melongok ke dalam meskipun harga tiket masuknya terhitung sangat murah dan terjangkau. Memang Museum di negara kita terkenal sangat kurang terawat serta kurang mendapat perhatian dari Pemerintah.

Membanjirnya wisatawan asing yang datang berkunjung ke negara kita, membuktikan bahwa mereka sangat tertarik untuk mengenal lebih dekat perjalanan sejarah negara kita. Salah satu tempat favorit yang mereka pasti kunjungi adalah Museum. Hal inilah yang yang menggugah saya untuk juga mengunjungi Museum. Bukan sekedar ikut-ikutan tapi mencoba menggali pengetahuan dari benda-benda beserta penjelasan yang menyertainya.

Kali ini kami mengunjungi Museum Sejarah Jakarta yang terletak di sekitar wilayah Stasiun Beos daerah Kota. Harga tanda masuknya pun tergolong murah, yaitu sebesar Rp. 2.000 untuk orang dewasa dan Rp. 600 untuk anak-anak. Demikian juga Museum Wayang yang terletak di sebelahnya. Sepertinya memang sengaja diseragamkan agar terjangkau oleh masyarakat. Sayang pada saat kami berkunjung, sedang ada perbaikan di sana sini. Tetapi kita tetap bisa menikmati koleksi-koleksinya.

Sejarah Kota Jakarta maupun berbagai macam prasasti terpajang beserta penjelasanya, photo-photo Kota Jakarta masa lampau seakan membawa kita mengendarai mesin waktu. Adat lama suku Betawi sebagai cikal bakal penghuni kota ini dan etnis-etnis asing yang datang belakangan menghuni kota Jakarta beserta latar belakang budaya mereka masing-masing. Ternyata percampuran budaya tersebut menghasilkan kebudayaan baru yang semakin memperkaya kebudayaan nasional kita.

Museum ini dapat kita kunjungi dengan sangat mudah. Kita hanya perlu mencapai Stasiun Beos Jakarta Kota dan kita dapat sampai ke sana cukup denga jalan kaki.