Archive for June, 2009



Sinopsis :
‘King’ berkisah tentang Guntur, seorang bocah yang berusaha mewujudkan cita-citanya sebagai pemain bulu tangkis nasional. Guntur mengidolakan atlet bulu tangkis legendaris, Liem Swie King yang sering mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Inti film sebenarnya merupakan potret perjalanan Guntur dari tempat tinggalnya ke Pusat Pelatihan Bulutangkis milik PT Djarum di Kota Kudus. (yang juga sponsor utama film ini, yang dikritik banyak pihak)

Jujur saja saat liat judulnya aku mengira ini adalah film biografinya Lim Swie King….eh….ternyata lain banget. Top banget ceritanya. Ide cerita memang mengangkat salah satu ikon bulutangkis Indonesia. Liem swie King yang rendah hati dan berprestasi tinggi. Pukulannya terkenal dengan sebutan the “KING” smash jarang dapat dikembalikan lawan, malahan snar raketnya sering tak kuat mengikuti permainan tuannya. Sering dia menghentikan permainannya karena harus mengganti raket yang dia gunakan dengan alasan senar putus. Tekniknya dengan tidak memukulkan raket tapi memecutkannya seperti cambuk. Hasilnya….wowww !

Pandu memang suka badminton akhir-akhir ini. Pas dengan hadirnya film ini yang konon themanya Bulutangkis merupakan thema yang pertama di dunia. Jadi Klop. Adegan yang sebenarnya sangat sederhana sering membuatku trenyuh dan haru. Pandu sih senang-senang aja, lumayan bangga liat dia bisa mencerna isi ceritanya.Cuma kadang aku harus terjemahin dialek jawa Timuran sesuai dengan setting cerita. Secara keseluruhan filmnya apik, enak dilihat, settingnya, ya ..jalan ceritanya, gegap gempita membangkitkan semangat nasionalisme. Ada kritikan yang disampaikan di situ : kata Mamik Prakosa yang memerankan ayahnya Guntur. katanya,” Kita sering kalah karena pemain sekarang tidak berjuang seperti halnya Liem swie King dulu, Pemain sekarang terlalu banyak menerima hadiah. kalo menang. ”
“Mereka berjuang untuk dirinya sendiri, bukan untuk negara “Apa benar ?

Fim ini mengajarkan kesetiakawanan, perjuangan sebelum mencapai tujuan, nasionalisme, potret rakyat kecil dengan segala romantikanya.

Google Chrome
Beberapa syarat yang diperlukan untuk dapat menikmati berselancar di dunia maya adalah :
1. Koneksi internet bekecepatan tinggi.
2. Browser yang mumpuni.
3. Memory yang cukup.
4. Prosesor yang canggih yang sanggup mengolah data dengan cepat.
Dari hal di atas, yang mau saya singgung adalah point no.2, yaitu Browser yang mumpuni, mumpuni dalam artian serba bisa, pengoperasian tidak terlalu ribet/ simple/ minimalis tampilannya, interaktif, dan user-friendly, tetapi sangat canggih.
Pengalaman saya menggunakan Google Chrome ini sangat menyenangkan, selain berkecepatan tinggi/ responsif dalam pencarian.
Begitu tampilan pertama kita buka, yang terpampang adalah sebentuk page yang simple. Di situ hanya ada tombol yang paling penting saja antara lain : back, forward, reload, bookmark, address panel, dan setting. Itu semua cukup diwakilkan dengan icon-icon yang sederhana, tapi dibalik icon itu merangkum 2-4 fungsi sekaligus. Ada satu bentuk yang mirip folder tab yang di ujungnya ada tanda (x) untuk menutup folder yang sudah tidak kita perlukan. Jika kita mau membuka tab baru di browser yang lain kita harus lari ke menu File=>Open Link in new tab, di Chrome kita cukup meng klik tombol (+) disamping Tab Folder yang sudah ada. Begitu kita klik akan muncul page baru yang akan siap kita gunakan.
Selain itu bekas / hasil pencarian kita akan “diingat” oleh mesin, dan akan dengan mudah kita hampiri kembali karena pada saat kita menutup browser kita , sang mesin akan mengingat dan hasilnya ditampilkan berbaris dan berderet yang masing-masing gambarnya bisa kita gunakan sebagai short cut untuk kembali ke halaman yang pernah kita kunjungi tersebut.

Hari2 ini makin dongkol aja sama PT KAI.
Yang seenaknya ngganti KRL ekonomi ke AC ekonomi. Nampaknya ini bukti keseriusan rencana PT KAI untuk mengganti semua KRL Ekonomi dengan KRL AC Ekonomi. Memang tidak sekaligus tp bertahap…yang sudah sudah dilaksanakan memang tidak mempengaruhiku, karena tidak pada jam berangkatku….tp kali ini …….tepat di jam berangkatku….Rencana keuangan dan planning keluarga yang sudah kurencanakan jadi amburadul. Hasilnya bisa ditebak = KRL penumpang makin menyesak memburu kereta yang makin langka ini, apalagi kl bukan demi mengejar biaya yang terjangkau. Kereta jenis ini memang yang paling murah-meriah ; untuk berkommuter ria alias pergi PP Jakarta Bogor cukup dengan merogoh kocek Rp 2.000 sekali jalan. Tapi mengenai kenyamanan jangan tanya lagi, tidak ada !! apalagi pada jam sibuk , kita akan digencet, diplenet, dipress-press sampai tiada ruang tersisa bahkan untuk menapakkan kaki. Muka beradu Muka. Bahkan tak jarang orang bisa mempertaruhkan nyawa demi sampainya dia ke tempat kerja. Barang/ property ( HP, dompet, uang recehpun ) harus selalu dalam pengawasan dan pengamanan masing2. Udara yang pengap karena tidak bekerjanya kipas angin di dalam gerbong akan melengkapi penderitaan ini. Naik kereta dg bonus sauna cuman bisa dinikmati di sini.

Di saat rakyat butuh angkutan murah dan masal. Di mana KRL menjadi andalan untuk mengangkut secara masal manusia yang praktis dan efisien. satu demi satu KRL ekonomi diganti dengan KRL yang biayanya lebih mahal. Memang sih untuk perbaikan pelayanan PT KAI harus melakukan hal ini. Pahit untuk semua orang…tapi KAI tidak punya pilihan lain. KAI sering disalahkan orang kalo ada keterlambatan, macetnya gerbong-gerbong tua yang sesungguhnya tidak laik jalan itu. Dari data penumpang KA tahun 2008 disebutkan bahwa pada periode ini terdapat 30 juta penumpang yang tidak membeli karcis ….nah Loo

Siapa yang salah dan siapa yang benar….Rakyat yang sedang susah kadang membenarkan tindakannya yang tidak melakukan kewajibannya. Tapi bagaimanapun juga kita harus belajar menjalankan aturan. Kita kadang mengedepankan hak kita. Semoga dengan pergantian ini pelayanan KA kita akan makin canggih dan akhirnya kita yang akan menikmatinya.images

Berita-berita di TV baik itu di Acara yang memang menyiarkan berita maupun infotainment akhir-akhir ini dipenuhi dengan cerita pilu dari 2 orang warga negara Indonesia. Yang satu tentang KDRT atau Kekerasan Dalam Rumah Tangga yang satunya lagi tentang kisah seorang ibu dari 2 balita yang dijebloskan ke dalam penjara gara-gara menulis pengalamannya selama dirawat di sebuah Rumah Sakit mewah yang dia rasakan sebagai malpraktik dan melalui email dan tersebar di dunia maya. Yang kemudian mengakibatkan dirinya dituntut oleh pihak rumah sakit dan langsung masuk bui.

Yang satu dengan riang gembira menyatakan kisahnya yang satu lagi banjir air mata.

Tp keduanya menarik minat para Capres untuk mengulurkan bantuan ,tulus ato pamrih hanya Yang Diatas Yang tahu.manohara
maaf sudah cari-cari gambar Ibu Prita susah bgt, maklum rakyat jelata.

Mulai sekarang kl ngeblog juga harus ati2 nih….bisa2 masuk bui gara-gara tulisan.